Literasi sebuah konsep yang telah berevolusi secara signifikan sepanjang sejarah

Literasi sebuah konsep yang telah berevolusi secara signifikan sepanjang sejarah

Literasi sebuah konsep yang telah berevolusi secara signifikan sepanjang sejarah

Literasi, sebuah konsep yang telah berevolusi secara signifikan sepanjang sejarah, kini memasuki dimensi yang lebih luas dan multidisiplin. Definisi literasi tradisional, yang semula hanya berfokus pada kemampuan membaca dan menulis, telah mengalami perubahan dan perluasan makna. Para pakar dari berbagai bidang seperti pendidikan, psikologi, dan teknologi informasi memberikan pandangan yang beragam namun saling melengkapi tentang esensi literasi di era modern.

UNESCO, sebagai badan pendidikan PBB, mengemukakan bahwa literasi meliputi kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, menciptakan, berkomunikasi, dan menghitung, dengan menggunakan berbagai bentuk media baik cetak maupun digital. Definisi ini menekankan literasi sebagai keterampilan fundamental untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat.

Paulo Freire, seorang pendidik dan filosof Brasil, memberikan perspektif yang lebih mendalam. Bagi Freire, literasi bukan sekadar keterampilan teknis, melainkan proses pembebasan intelektual dan sosial. Literasi kritis, menurut Freire, adalah tentang membaca ‘dunia’ dan bukan hanya ‘kata-kata’, yang mengandung pemahaman yang lebih dalam tentang konteks sosial, politik, dan ekonomi di mana literasi itu beroperasi.

Era digital saat ini juga menuntut pemahaman yang lebih luas tentang literasi digital

Era digital saat ini juga menuntut pemahaman yang lebih luas tentang literasi digital. American Library Association (ALA) mendefinisikan literasi digital sebagai kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif untuk menemukan, mengevaluasi, dan menciptakan informasi. Literasi digital diperlukan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah dan berinteraksi dengan dunia yang semakin bergantung pada teknologi.

Henry Jenkins, seorang pakar media dan budaya populer, mengemukakan konsep literasi media. Jenkins berargumen bahwa literasi media melibatkan keterampilan mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan konten dalam berbagai bentuk media. Dalam era informasi yang padat, literasi media menjadi kunci untuk membedakan antara informasi yang valid dan yang menyesatkan.

Literasi di era saat ini, oleh karena itu, merupakan gabungan dari keterampilan membaca dan menulis tradisional, literasi digital, literasi media, dan literasi kritis. Pendekatan multidisiplin ini merefleksikan kebutuhan akan kemampuan untuk menavigasi dan berinteraksi dalam dunia yang semakin kompleks dan beragam, di mana informasi tersedia dalam berbagai format dan sumber.

Perluasan definisi literasi ini mencerminkan pergeseran dari pemahaman yang terbatas pada keterampilan dasar menuju pemahaman yang lebih luas tentang literasi sebagai alat penting untuk pemberdayaan individu dalam semua aspek kehidupan. Di tengah-tengah tantangan global yang semakin kompleks, literasi dalam berbagai bentuknya menjadi kunci untuk memahami, berpartisipasi, dan berinovasi di dunia saat ini.